Thursday 28 June 2012

Rekayasa Genetik Sapi Hasilkan Susu Lebih Sehat

BEIJING - Untuk menghasilkan susu sapi yang lebih sehat, ilmuwan asal China melakukan rekayasa genetik pada hewan mamalia tersebut. Dengan teknik tersebut, ilmuwan memperkenalkan gen yang menyebabkan laktosa, yakni gula utama dalam produk susu, sehingga menjadi jenis gula yang lebih mudah dicerna oleh manusia.

Dilansir Telegraph, Senin (18/6/2012), dalam dua terobosan terpisah, peneliti telah mengungkapkan bahwa mereka berhasil "membuat" sapi yang menghasilkan susu khusus yang dapat diminum oleh seseorang yang menderita intoleransi laktosa. Kemudian, sapi yang menghasilkan susu dengan kandungan lemak "sehat" yang tinggi, seperti yang ditemukan pada ikan.

Sapi merupakan bagian dari upaya pertumbuhan, yang dilakukan ilmuwan dalam membuat produk makanan dan minuman dari hewan ternak yang sehat. Oleh karena itu, ilmuwan melakukan modifikasi pada genetik hewan tersebut.

Kendati demikian, tampaknya ini akan memicu perdebatan terkait makanan Genetically Modified (GM). Kritik teknologi bereaksi keras kepada riset dan mempertanyakan mengenai keamanan susu dari hewan rekayasa genetik.

"Susu biasa mengandung laktosa, sedangkan susu yang dihasilkan oleh sapi kami, memiliki susu yang relatif rendah laktosa. Bahkan, tidak memiliki laktosa sama sekali," ujar direktur Key State Laboratory for Bio-Manufacturing, Zhou Huanmin di Inner Mongolia University.

Zhou mengatakan, banyak orang yang menderita intoleransi laktosa dalam berbagai tingkatan. "Kami sedang berusaha untuk mengembangbiakkan sapi perah yang menghasillkan susu rendah laktosa untuk memasok pasar. Kami berharap untuk mengomersilkan di masa depan," tuturnya.

Di Inggris, sekira lima persen penduduk mengalami intoleransi laktosa, sedangkan di beberapa bagian Afrika dan Asia mencapai hingga 90 persen dari populasi yang tidak memiliki kemampuan untuk mencerna susu.

Untuk "membuat" sapi rendah laktosa tersebut, para ilmuwan menyuntikkan gen dari organisme mirip bakteri yang dikenal sebagai archaea. Bakteri itu masuk ke dalam sel dari embrio sapi dengan menggunakan teknik yang digunakan untuk mengkloning Dolly the Sheep (domba pertama yang pernah dikloning).

IImuwan menciptakan 14 embrio dan menanamkannya ke dalam rahim sapi. Terhitung sebanyak lima anak sapi telah lahir pada April tahun ini dan tiga lainnya "diciptakan" untuk menghasilkan susu rendah laktosa. Namun, dua dari tiga bayi sapi tersebut mati dalam waktu 24 jam setelah kelahiran.

Para ilmuwan menamakan Lucks (pada sapi yang bertahan itu), yang berarti keberuntungan, sebagai sapi rekayasa genetik yang diklaim sehat dan kuat. Ilmuwan nantinya akan melakukan tes pada susu yang dihasilkannya, guna menilai seberapa banyak laktosa susu yang terkandung di dalamnya.

0 comments:

Post a Comment