Sunday, 24 June 2012

Cara Berantas Obesitas dengan Terapi Individual

OBESITAS berisiko memicu berbagai penyakit kronis. Seperti diabetes, stroke, hipertensi, maupun penyakit jantung koroner. Obesitas juga menyebabkan gangguan tidur bagi penderitanya.

Amerika Serikat (AS) saat ini tengah gencar mengampanyekan program dalam rangka mengurangi penderita obesitas. Tak tanggung-tanggung, Ibu Negara Michele Obama pun turut aktif berkampanye mengenai pentingnya berolahraga sejak usia anak-anak. Hal yang sama juga terjadi di Tanah Air meski mungkin belum segencar di AS.

Yang pasti, melihat hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia 2010 sudah menunjukkan angka yang perlu diwaspadai. Angka kelebihan berat badan dan obesitas pada penduduk dewasa di atas usia 18 tahun mencapai 21,7%.

Jika dilihat, kaum urban cenderung lebih banyak menderita obesitas ketimbang warga yang tinggal di pedesaan. Yang mencengangkan, angka obesitas justru tinggi pada kelompok yang berpendidikan lebih tinggi.

Kaum hawa, jika melihat data, lebih berpotensi obesitas yakni sebanyak 26,9%, dibandingkan dengan laki-laki yang hanya 16,3%. Diketahui, semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita, terdapat kecenderungan semakin tinggi pula prevalensi obesitas.

Tak ayal, penurunan berat badan dalam rangka mencapai hidup yang lebih berkualitas pun mutlak dilakukan. Pakar penurunan berat badan Dr Samuel Oetoro MS SpGK menjelaskan, ada empat pendekatan dalam terapi penurunan berat badan, yaitu terapi perubahan perilaku, pengaturan makan (diet), olahraga, dan pengobatan. Memang, penerapannya sendiri tidaklah sesederhana teorinya. Perlu diingat, setiap pasien obesitas memiliki karakteristik, motivasi, dan riwayat kesehatan yang berbeda.

“Maka itu, kami menerapkan terapi obesitas yang bersifat spesifik (individual) untuk masing-masing pasien,” kata Samuel.

Lebih jauh Samuel yang menjadi pemenang kompetisi Bye Bye BIG ini menjelaskan, dirinya sukses menurunkan 21 kg berat badannya, dari 82 menjadi 61 kg. Terapi individual yang diterapkan terbukti sukses dalam menurunkan berat badan Samuel dan menjadikannya lebih sehat dan percaya diri.

“Sekarang saya bisa menjalani pola makan yang sehat, teratur berolahraga, mengetahui fungsi obat antikegemukan yang efektif dan aman,Serta menginspirasi teman-teman lain,” katanya.

Bye Bye BIG merupakan kompetisi penurunan berat badan dari PT Roche Indonesia yang dikembangkan dari Program Penurunan Berat Badan (Weight Management Program).
Tingginya angka obesitas dan berat badan berlebih, otomatis menuntut keterampilan para dokter dalam menangani masalah tersebut. Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pun melangsungkan acara tahunan bertajuk Dari Teori ke Praktis: Manajemen Pasien Obesitas Secara Individual di Hotel Borobudur beberapa waktu lalu.

“Melalui acara ini kami berharap dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para dokter tentang penatalaksanaan kelebihan berat badan dan obesitas, baik berdasarkan teori maupun solusi praktis dan aplikatif sehingga didapatkan penurunan berat badan yang sukses, efektif, dan aman bagi setiap pasien,” tutup Dr Inge Permadhi MS SpGK, ketua penyelenggara.

0 comments:

Post a Comment