London: Segala sesuatu yang berlebihan tidak bagus
untuk tubuh. Begitu pula dengan minum kopi. Keseringan minum kopi, atau
sehari bisa lebih dari tiga cangkir bisa membuat buta atau kehilangan
penglihatan. Keseringan minum kopi cenderung bisa mengembangkan glaukoma
yang merusak penglihatan.
Penelitian itu diterbitkan dalam jurnal Investigative Ophthalmology & Visual Science. Mereka menyarankan kepada pecinta kopi untuk mengurangi asupan mereka agar terhindar dari risiko.
Glaukoma terjadi karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata. Akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
Bila cairan tidak dapat mengalir dengan baik maka meningkatkan tekanan. Hal ini bisa merusak saraf optik, yang menghubungkan mata ke otak, dan serabut saraf dari retina (jarungan saraf peka cahaya yang melapisi bagian belakang mata).
Para peneliti dari Brigham dan RS Wanita di Boston menunjukkan bahwa senyawa yang ditemukan dalam kopi dapat meningkatkan tekanan di dalam bola mata, menyebabkan penglihatan rusak yang dikenal dengan pengelupasan glaukoma. Namun temuan itu tidak ada korelasi dengan produk kafein lainnya, seperti teh, cola atau cokelat, Ahad (7/10).
Penelitian sebelumnya mengungkap bahwa penduduk di Skandinavia paling tinggi yang mengalami pengelupasan glaukoma. Mereka juga paling sering mengonsumsi kopi di dunia ini.
Studi yang baru ini menilai lebih dari 120 ribu orang di Inggris dan AS yang lebih dari 40 tahun dan tidak menderita glaukoma. Para responden menjawab kuisioner tentang berapa banyak mereka minum kopi dan memeriksa catatan medis untuk sejarah glaukoma.
Mereka yang minum lebih dari tiga cangkir sehari, meningkatkan risiko berkembangnya glaukoma dibandingkan dengan mereka yang abstain. Wanita dengan memiliki riwayat keluarga glaukoma juga meningkatkan risiko.
Di samping kekurangannya, penelitian yang dipublikasikan awal tahun ini di New England Journal of Medicine menemukan manfaat sering minum kopi. Meminum empat hingga lima cangkir sehari cenderung mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.(dailymail/MEL)
Penelitian itu diterbitkan dalam jurnal Investigative Ophthalmology & Visual Science. Mereka menyarankan kepada pecinta kopi untuk mengurangi asupan mereka agar terhindar dari risiko.
Glaukoma terjadi karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata. Akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
Bila cairan tidak dapat mengalir dengan baik maka meningkatkan tekanan. Hal ini bisa merusak saraf optik, yang menghubungkan mata ke otak, dan serabut saraf dari retina (jarungan saraf peka cahaya yang melapisi bagian belakang mata).
Para peneliti dari Brigham dan RS Wanita di Boston menunjukkan bahwa senyawa yang ditemukan dalam kopi dapat meningkatkan tekanan di dalam bola mata, menyebabkan penglihatan rusak yang dikenal dengan pengelupasan glaukoma. Namun temuan itu tidak ada korelasi dengan produk kafein lainnya, seperti teh, cola atau cokelat, Ahad (7/10).
Penelitian sebelumnya mengungkap bahwa penduduk di Skandinavia paling tinggi yang mengalami pengelupasan glaukoma. Mereka juga paling sering mengonsumsi kopi di dunia ini.
Studi yang baru ini menilai lebih dari 120 ribu orang di Inggris dan AS yang lebih dari 40 tahun dan tidak menderita glaukoma. Para responden menjawab kuisioner tentang berapa banyak mereka minum kopi dan memeriksa catatan medis untuk sejarah glaukoma.
Mereka yang minum lebih dari tiga cangkir sehari, meningkatkan risiko berkembangnya glaukoma dibandingkan dengan mereka yang abstain. Wanita dengan memiliki riwayat keluarga glaukoma juga meningkatkan risiko.
Di samping kekurangannya, penelitian yang dipublikasikan awal tahun ini di New England Journal of Medicine menemukan manfaat sering minum kopi. Meminum empat hingga lima cangkir sehari cenderung mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.(dailymail/MEL)
0 comments:
Post a Comment